Image by Freepik

Pengaruh Kurang Gizi Terhadap Remaja

Ditulis oleh Via Aulia Rahman (NutriChampion Kabupaten Lombok Utara)

Remaja membutuhkan lebih banyak zat gizi karena merupakan periode peralihan dari kanak-kanak ke masa dewasa. Asupan zat gizi remaja menjadi hal penting untuk menghindari terjadinya masalah gizi selama periode pertumbuhan remaja. Berdasarkan uraian tersebut, apa dampak yang terjadi jika remaja mengalami kekurangan gizi?

Tentunya Masalah gizi yang terjadi pada remaja akan berdampak pada status gizi dan masalah kesehatan. Remaja dengan pola makan yang kurang baik dapat dengan mudah mengalami kurang gizi. Akibatnya, sejumlah nutrisi seperti energi, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serta zat gizi lainnya tidak dalam jumlah yang memadai untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak. Selain itu, masalah gizi pada remaja dapat mempengaruhi kemampuan berpikir, produktivitas, dan kinerjanya.

Data menunjukkan beberapa masalah gizi pada remaja, yaitu terdapat 25,7%  remaja berusia 13-15 tahun dan 26,9% berusia 16-18 tahun dengan status gizi pendek dan sangat pendek. Terdapat pula sekitar 8,7% remaja berusia 13-15 tahun dan 8,1% berusia 16-18 tahun mengalami status kurang gizi yaitu kurus dan sangat kurus. Adapun remaja yang mengalami berat badan lebih dan obesitas adalah 16,0% pada remaja berusia 13-15 tahun dan 13,5% pada remaja berusia 16-18 tahun (R. D. C. Dewi et al., 2022).  Status gizi kurang dapat berpengaruh terhadap reproduksi dan status gizi lebih dapat menyebabkan risiko terhadap penyakit-penyakit degeneratif, misalnya hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung serta beberapa jenis penyakit lainnya (Rahmat, 2022). Khusus remaja putri, pemenuhan asupan zat gizi perlu menjadi perhatian karena berkaitan dengan persiapan menjadi calon ibu. Jika masalah gizi berlanjut hingga dewasa dan menikah dapat berdampak pada kesehatan janin yang dikandungnya.

Salah satu masalah kesehatan yang masih dialami dan mengancam remaja Indonesia adalah Kekurangan Energi Kronis atau yang sering kita lihat sebagai remaja dengan bentuk tubuh kurus. Remaja yang kurus atau kurang energi kronis bisa disebabkan karena kurang asupan zat gizi, baik karena alasan ekonomi maupun alasan psikososial yang sering kita temui pada kalangan remaja misalnya ingin penampilan langsing seperti selebriti, idola atau takut gemuk sehingga mengakibatkan tidak percaya diri. 

Menteri Kesehatan RI, Nila F Moeloek, menyatakan bahwa remaja mudah dipengaruhi oleh teman sebaya dan media sosial sehingga rawan terpengaruh oleh perilaku yang tidak sehat, atau mendapatkan informasi kesehatan dan gizi yang tidak benar (hoax). Misalnya, mengikuti pola diet selebritis, mengkonsumsi jajanan yang sedang hits namun tidak bergizi, atau kurang beraktivitas fisik karena terlalu sering bermain games sehingga malas gerak (mager). 

Dari fenomena diatas, kita perlu menanamkan kebiasaan bahwa dengan membiasakan diri makan makanan yang bergizi merupakan suatu bentuk kita mencintai diri sendiri, selain itu juga pola makan sehari-hari harus sesuai dengan “Isi Piringku”. “Isi Piringku” menggambarkan porsi makan yang dikonsumsi dalam satu piring yang terdiri dari 30% sayuran dan makanan pokok, serta 20% lauk pauk dan buah-buahan. “Isi Piringku” juga menekankan untuk membatasi gula, garam, dan lemak dalam konsumsi sehari-hari. 

Selain “Isi Piringku”, perlu ditekankan juga empat hal penting lainnya yaitu cuci tangan sebelum makan, aktivitas fisik yang cukup, minum air putih cukup, dan memantau tinggi badan dan berat badan.

Sebagai seorang Ambassador NutriChampion, tentu kita mempunyai peran untuk memberikan edukasi mengenai bagaimana cara pemenuhan gizi yang baik. Saya sebagai Ambassador Nutrichampion sudah melakukan sosialisasi 7 topik Nutrichampion ke para remaja, mengaktifkan posyandu remaja dan melakukan pengukuran BB, TB dan Lila. Pada saat kegiatan saya aktif untuk melakukan perhitungan IMT, melakukan sosialisasi serta sharing mengenai kesehatan dan permasalahan yang biasa dialami remaja. 

Mengutip dari IDAI, pemberian nutrisi dari sumber makanan serta gizi pada masa remaja bertujuan untuk:

  1. Memaksimalkan pertumbuhan fisik, perkembangan kognitif, serta organ reproduksi remaja.
  2. Memberikan cukup cadangan zat gizi dalam tubuh agar tak mudah sakit.
  3. Mencegah serangan berbagai penyakit yang bisa disebabkan oleh makanan seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, osteoporosis dan kanker.
  4. Mendorong agar anak mau menerapkan kebiasaan makan dan gaya hidup sehat.

Oleh karena sedang menjalani perkembangan fisik, psikologis, serta pubertas, pemenuhan gizi seimbang pada remaja merupakan hal yang harus dilakukan. Hal ini karena ketika remaja mengalami kekurangan berbagai zat gizi tertentu, bisa menimbulkan dampak buruk bahkan sampai ia beranjak dewasa.

SUMBER

Kesmas, (2018). Isi Piringku diakses 5 desember 2024  https://kesmas.kemkes.go.id/konten/133/0/062511-isi-piringku

Febriana muchtar dkk, (2022). Pengukuran status gizi remaja putri sebagai upaya pencegahan masalah gizi di Desa Mekar Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe diakses 5 desember 2024 Archives (mandalanursa.org)

Featured image by www.freepik.com

Share

Post Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *