Pembatasan GGL: Sosialisasi Interaktif di Tasikmalaya Bersama NutriWISE Ambassador 2024

Pada Agustus-September 2024 silam, Seribu Projects telah berhasil menyelenggarakan rangkaian dari program NutriWISE, sebuah program yang digagas untuk memberdayakan masyarakat sebagai agen perubahan dalam mewujudkan gaya hidup yang sehat. 

Adapun, program NutriWISE 2024 ini memilih 10 Ambassador dari berbagai daerah di Indonesia untuk melakukan edukasi terkait pembatasan konsumsi Gula, Garam, dan Lemak (GGL) demi mewujudkan Indonesia yang bebas malnutrisi.

Danica, NutriWISE Ambassador 2024 asal Jawa Barat

Danica Athaya Fayi atau yang akrab dipanggil Danica merupakan salah satu NutriWISE Ambassador 2024 yang berasal dari Bandung, Jawa Barat. Berawal dari kesukaan terhadap kegiatan sosial, Danica menjadi antusias untuk turut serta berperan sebagai agen perubahan dalam program Seribu Projects kali ini.

Sebelumnya, Danica memang sudah mempunyai ketertarikan tersendiri terkait isu pembatasan GGL ini. Awalnya, Danica sering memperhatikan berita-berita yang ada di media sosial mengenai fenomena banyaknya anak kecil yang sedari dini sudah melakukan cuci darah dikarenakan ginjalnya rusak akibat kebiasaan mengonsumsi minuman manis. 

Tak hanya sampai di situ, Danica yang memang merupakan lulusan Gizi ini pun juga menjumpai kasus serupa saat PKL di rumah sakit. Ia menyadari bahwa banyak anak kecil yang sakit memang diakibatkan oleh kebiasaan buruk dalam konsumsi makanan yang sudah ditanam sejak lama dan mirisnya hal ini sering luput dari pengawasan orang tua.

“Setelah aku gali, ternyata ada anak yang setiap hari tuh jajanannya makan-makan kemasan yang tinggi natrium gitu atau anak-anak yang setiap hari tuh harus ada (minum) minuman kemasan. Jadi kan kayak kasian banget ya, ternyata isu GGL ini belum meluas di masyarakat,” ungkap Danica.

Oleh karena itu, melihat isu pembatasan GGL juga diusung oleh Seribu Projects dalam program NutriWISE pada 2024 lalu, Danica merasa memiliki sebuah kesempatan untuk menggaungkan isu pembatasan GGL ini  kepada masyarakat secara lebih luas lagi.

Sosialisasi Pembatasan GGL untuk Santri di Tasikmalaya

Melalui program NutriWISE 2024, Danica telah berhasil melakukan proyek sosial berupa penyuluhan kepada 30 santri kelas 10, 11, dan 12 di Pesantren Persis 67 Benda, Tasikmalaya, Jawa Barat pada Jumat (20/9/2024). Pada kesempatan ini, Danica memberikan edukasi terkait pentingnya Gizi Seimbang dan Pembatasan GGL dengan harapan dapat mencegah timbulnya penyakit degeneratif di masa mendatang.

Proyek ini telah Danica rancang sedemikian rupa agar dapat diterapkan oleh para santri dengan mudah dan praktis dalam kehidupan sehari-hari. Perancangan proyek ini telah didasari oleh observasi, riset kebutuhan audiens, serta pematangan materi yang dilakukan bersama para mentor dan tim Seribu Projects.

Hasilnya, para santri menunjukkan rasa antusias yang tinggi pada proses penyuluhan. Hal ini dikarenakan penyuluhan tidak hanya terbatas pada presentasi materi makanan sehat saja, tetapi juga terdapat demonstrasi pemilihan makanan sehat dengan konsep “Isi Piringku” dan penimbangan kandungan GGL secara langsung. 

“Aku minta mereka bawa makanan kemasan favorit mereka sehari-hari, terus kita baca bareng nutrition fact-nya dan kita lihat (misalnya) berapa kandungan gula yang ada di minuman kemasan A ini, misalnya (ada) 40 gram, terus kita timbang. Ternyata (40 gram) sebanyak itu ya, padahal kelihatannya cuma sebotol kecil,” jelas Danica.

Lebih lanjut, Danica menjelaskan bahwa kegiatan ini dapat menyadari para santri yang awalnya kurang awas terhadap banyaknya kandungan GGL dalam produk kemasan menjadi lebih cermat dalam mengonsumsi makanan. Selain itu, melalui penilaian yang terukur, Danica juga menyimpulkan lebih dari 80% peserta penyuluhan mengalami peningkatan wawasan terhadap pembatasan GGL.

Penyuluhan Interaktif Membangkitkan Rasa Antusias Santri

Meskipun sempat kewalahan dalam menangani rasa antusias yang muncul dari para santri, Danica tetap mengakui bahwa rasa antusias para santri ini tetap berkesan baginya. Danica, menyadari bahwa proses penyuluhan yang disertai dengan kegiatan demonstrasi secara langsung merupakan metode yang tepat untuk meningkatkan pemahaman anak remaja.

Lebih lanjut, Danica menjelaskan bahwa penyuluhan interaktif ini pada akhirnya dapat membuat peserta jadi lebih sadar akan pentingnya pembatasan GGL dan lebih tertantang untuk mempraktikkan ilmu yang mereka dapat.

Selain itu, setelah kegatan penyuluhan selesai, Danica juga memperhatikan para santri yang lebih aktif untuk berdiskusi dengan temannya terkait konsumsi GGL. Sehingga, meskipun tidak memiliki kesempatan untuk melakukan pengukuran lebih lanjut terhadap perubahan perilaku para santri, Danica meyakini adanya kemungkinan para santri untuk membagikan ilmu gizi yang mereka dapatkan ini kepada teman-temannya.

“Yang aku tahu setelah acara itu mereka jadi sharing gitu, (seperti) kalau makanan yang ini gimana ya, berarti kita nggak boleh makan ini dalam satu kali makan ya, berarti dalam satu bungkus besar ini kita paling nggak dibagi jadi tiga kali makan atau dua kali makan,” cerita Danica.

Pengalaman Berharga bagi Danica

Secara keseluruhan, Danica mengungkapkan bahwa pengalamannya selama menjadi Ambassador dalam program NutriWISE 2024 merupakan pengalaman yang sangat berharga baginya. Danica untuk pertama kalinya belajar meng-handle suatu proyek sendiri dan bagaimana caranya membuat edukasi gizi yang lebih efektif serta dapat berdampak langsung di masyarakat.

Melalui program ini, pada akhirnya Danica juga berpesan kepada masyarakat untuk lebih memperhatikan apa yang dikonsumsi karena semua penyakit degeneratif yang dapat membunuh secara perlahan itu berawal dari konsumsi gula, garam, dan lemak yang berlebihan.

Share

Post Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *