Berdasarkan laporan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan menunjukkan setidaknya 30% penduduk Indonesia berumur ≥ 3 tahun memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan atau minuman dengan kadar Gula, Garam, atau Lemak (GGL) tinggi lebih dari 1 kali dalam sehari.
Data ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang belum memahami bahaya mengonsumsi GGL secara berlebihan, termasuk masyarakat di daerah pelosok. Keterbatasan akses informasi kesehatan sering kali membuat masyarakat pelosok menjadi abai terhadap urgensi pembatasan konsumsi GGL. Padahal, pola makan yang tidak sehat ini dapat memicu timbulnya penyakit degeneratif bahkan sejak usia belia.
Bayangkan, jika tidak ada edukasi yang tepat untuk masyarakat pelosok, kemungkinan mereka akan terus menjalani pola makan yang berisiko tinggi terhadap kesehatan. Oleh karena itu, Helmina Helmi, seorang NutriWISE Ambassador 2024 asal Nusa Tenggara Timur mengambil langkah konkret untuk mengedukasi masyarakat di Desa Baumata Barat mengenai pentingnya membatasi konsumsi GGL.
Helmi, Inisiator Edukasi GGL di Desa Baumata Barat
Helmina Helmi atau yang akrab dipanggil Helmi merupakan seorang NutriWISE Ambassador 2024 yang berasal dari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Berawal dari keinginan untuk menjadi bagian dari perubahan positif di daerahnya, Helmi berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran masyarakat setempat akan pentingnya membatasi konsumsi GGL.
Adapun Helmi meyakini bahwa edukasi GGL ini sangat penting untuk disampaikan kepada masyarakat yang khususnya tinggal di daerah terpencil. Lebih lanjut, Helmi bercerita bahwa masyarakat pelosok sangat minim kesadaran tentang pentingnya pembatasan GGL, sehingga tidak menyadari risiko kesehatan serius yang dapat timbul akibat konsumsi GGL yang berlebihan.
Terlebih, sebelumnya Helmi juga telah mendapatkan informasi dari temannya bahwa masyarakat setempat, khususnya di Desa Baumata Barat, banyak yang mengidap penyakit hipertensi akibat sering mengonsumsi makanan instan. Oleh karena itu, Helmi mengambil inisiatif untuk mengembangkan proyek sosialnya dalam program NutriWISE 2024 di sana.
“Setelah saya tahu penyebab dari masalah kesehatan yang dialami masyarakat (Desa Baumata Barat), saya punya kesadaran penuh untuk ikut serta dalam edukasi di daerah terpencil tersebut,” cerita Helmi.
Edukasi GGL untuk Keluarga Sehat di Desa Baumata Barat
Melalui program NutriWISE 2024, Helmi menyelenggarakan sosialisasi pembatasan GGL bertajuk “GGL Seimbang Sehat Menuju Desa Baumata Barat Sejahtera” di Kantor Desa Baumata Barat, Kupang, Nusa Tenggara Timur pada Sabtu (18/10/2024).
Sosialisasi ini dihadiri oleh 40 orang yang berperan sebagai Ibu dalam keluarganya. Dalam proyek sosialnya ini, Helmi memang menyasar kepada ibu-ibu karena menurutnya mereka adalah dasar dari kontrol kesehatan di rumah tangga. Dalam hal ini, Ibu dimaknai sebagai kunci strategis dalam transformasi sosial dengan kemampuannya mentransfer pengetahuan dan mengubah gaya hidup sehat di tingkat rumah tangga.
Oleh karena itu dalam sosialisasi ini, Helmi pun menyusun materi gizi dan kesehatan yang kompleks namun praktis untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Setelah berkonsultasi dengan mentor dari tim Seribu Projects dan dosennya di kampus, materi yang disampaikannya terdiri dari urgensi pembatasan GGL, gizi seimbang, dan cara membaca label kemasan.
Melalui sosialisasi interaktif yang diselingi oleh quiz terkait materi yang disampaikannya, Helmi nyatanya mampu membuat para peserta paham dan tidak bosan selama mengikuti sosialisasi. Bahkan, ia juga meyakini bahwa 95% materi yang disampaikannya dapat diterima baik oleh peserta.
Antusiasme Diskusi Mendalam di Balik Edukasi GGL
Meskipun proyek sosialnya sempat terhambat akibat keterlambatan peserta, Helmi tetap merasa usahanya terbayar puas akibat keaktifan peserta selama mengikuti sosialisasi. Pada sesi tanya jawab, Helmi justru mendapatkan banyak diskusi menarik terkait gizi dan kesehatan. Salah satunya mengenai permasalahan stunting.
Faktanya, memang angka stunting di NTT cukup tinggi. Berdasarkan laporan SKI 2023, NTT menduduki peringkat kedua sebagai provinsi dengan angka prevalensi stunting tertinggi yaitu berada di angka 37,9% untuk balita dan 31,9% untuk anak usia 5-12 tahun.
Oleh karena itu, materi gizi seimbang yang diberikan Helmi dalam sosialisasinya ini juga dapat diterapkan untuk mencegah stunting oleh para peserta. Lebih lanjut, stunting dapat dicegah dengan memberikan asupan gizi yang seimbang dan tercukupi bagi anak bahkan sejak dalam kandungan.
Selain itu, ada juga timbul diskusi menarik mengenai pembatasan GGL pada anak. Untuk menjawab pertanyaan ini, Helmi lebih menyarankan agar para ibu dapat mulai memberikan pengetahuan pembatasan GGL sebanyak mungkin untuk anak dengan contoh yang mudah dimengerti dan diterapkan oleh anak. Contohnya adalah menyarankan anak untuk mengurangi jajan sembarangan.
“Anak-anak kecil itu biasanya semua dikontrol dari orang tua. Jadi jawaban saya waktu itu semua tergantung orang tua kembali, orang tua memang punya peran penting untuk anak-anak dan keluarga,” imbuh Helmi.
Edukasi GGL di Pelosok NTT: Pengalaman Berharga Bagi Helmi
Bagi Helmi, program NutriWISE 2024 merupakan program yang berharga baginya dan sangat penting bagi masyarakat. Melalui program ini, Helmi dapat mengetahui lebih dalam bagaimana tingkat kesehatan di daerah pelosok. Selain itu, ia juga belajar tentang urgensi pembatasan GGL dan secara efektif dapat mengedukasinya ke masyarakat.
“Hal yang saya sukai adalah kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat dan melihat bagaimana tanggapan mereka dan perubahan positif apa yang akan mereka buat ke depannya dari seberapa pahamnya mereka terhadap materi yang saya bawa,” ungkap Helmi.
Terakhir, Helmi juga berpesan kepada masyarakat agar mulai melakukan perubahan kecil untuk pola makan yang sehat dengan mengurangi konsumsi GGL. Helmi menekankan bahwa kesehatan adalah investasi jangka panjang dalam hidup. Oleh karena itu, dengan melakukan perubahan kecil pada pola makan akan menimbulkan dampak positif yang lebih besar dalam hidup.
#NutriWISE #SosialisasiPembatasanGGL #EdukasiGizi #KesehatanKeluarga #GiziSeimbang #Stunting #MasyarakatPelosok